Skip to main content

follow us

kebun kopi percussion pontianak
Selain fungsi musik Dayak Kanayatn dalam upacara ritual, terdapat pula fungsi musik Dayak Kanayatn secara umum. Fungsi ini tidak terkait dengan upacara atau musik hanya dipandang sebagai bagian yang berdiri sendiri. Kompleksitas fungsi ini tidak dapat dipandang sebagai hal yang bertentangan, karena kedudukan musik dapat memperjelas kehidupan masyarakat pemiliknya. Adapun fungsi musik Dayak kanayatn secara umum adalah sebagai berikut.

a. Sebagai Sarana Hiburan
Hiburan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting, karena dengan hiburan manusia dapat meringankan beban dari tekanan-tekanan sebagai efek ketegangan psikologis maupun fisik yang banyak dijumpai dalam kehidupan. Segala macam hiburan itu kebanyakan berkaitan dengan seni, seperti seni musik, teater, wayang, dan tari.

Seni dan hiburan merupakan bagian tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Kebutuhan akan hiburan itu beragam, dari yang biasa sampai kontemporer. Hal ini karena jiwa dan keyakinan masyarakat berbeda-beda, maka sudah tentu corak, ragam, bentuk dan hiburannya berbeda pula, sesuai lingkungan masyarakatnya (Kuntowijoyo, et.al.:1987, hal. 25). Sebagai contoh musik Dayak Kanayatn yang dimainkan dalam upacara peringatan peralihan tingkat kehidupan seseorang, seperti kesenian Jonggan dalam upacara perkawinan. Pada situasi seperti ini, musik berfungsi sebagai sarana hiburan.

Beberapa tempat seperti di Aur Sampuk, Saham, Binggei, dan desa-desa terdekat lainnya masih banyak didapati upacara perkawinan dan roah yang dimeriahkan dengan Jonggan. Hal ini karena upacara tersebut dianggap sebagai upacara besar, sehingga selalu dimeriahkan dengan musik, tarian, perlombaan, dan permainan yang bertujuan untuk ekspresi kegembiraan dan menghibur penonton.

b. Sebagai Sajian Seni Wisata
Pertumbuhan pariwisata dibeberapa daerah dianggap sangat menguntungkan dan dapat dijadikan penunjang perkembangan ekonomi masyarakat dan daerah. Sebagai contoh pariwisata di Yogyakarta dan Bali, dimana kesenian musik, tari, teater tradisional, dan seni pertunjukan lainnya ditampilkan dalam bentuk baru yang mangacu kepada penonjolan nilai estetis. Tujuannya adalah untuk dipresentasikan kepada para turis lokal maupun mancanegara. Begitu pula pada kesenian tradisi seperti musik Dayak Kanayatn. Kesenian tersebut merupakan kesenian yang bersifat fleksibel, artinya dapat dibentuk menjadi penampilan apa saja, baik untuk iringan tari, teater, Jonggan maupun suatu suguhan tunggal seperti musik garapan (komposisi musik). Peluang ini menyebabkan musik tersebut dapat dijadikan sebagai kemasan wisata, karena sifatnya yang menghibur dan atraktif dapat menghibur penikmatnya.
Sebagai kemasan seni wisata, kesenian tradisi dayak Kanayatn nantinya akan mengalami beberapa ciri, yaitu (1) Tiruan dari aslinya; (2) Bentuk pementasannya singkat; (3) Penuh Variasi; (4) Tidak sakral, dan; (5) Murah harganya (R.M. Soedarsono: 1999, hal. 8). Hal ini karena perubahan itu diperlukan untuk suguhan sementara. Seandainya ada kemasan upacara Baliatn untuk sajian seni wisata, maka yang ditampilkan bukan upacara lengkap seperti sesungguhnya. Sajian tersebut bisa dipersingkat dengan cara diambil bagian-bagian pentingnya saja atau merupakan bentuk tiruan dari aslinya. Sifatnya tentu tidak magis lagi, disesuaikan ruang, waktu, dan tujuan presentasinya.
Sajian seni wisata harus dibikin semenarik mungkin, artinya dapat ditambahkan beberapa variasi untuk menonjolkan daya tarik dari kesenian yang akan ditampilkan. Hal ini karena sajian seni wisata bertujuan untuk dipertontonkan dan diperkenalkan kepada publik sebagai lokal genius yang mengandung nilai luhur dan keindahan tinggi. Ia dapat menjadi andalan produk budaya lokal untuk menunjang pembangunan yang berorientasi pada seni tradisi.

c. Fungsi Pengesahan Lembaga Sosial
Suatu upacara tidak hanya dilakukan untuk peringatan tingkat kehidupan atau memperingati waktu-waktu tertentu, namun dilakukan pula untuk memulai suatu pekerjaan. Sehubungan dengan ini upacara bertujuan untuk mendapatkan berkah dan keselamatan dari pekerjaan itu, contohnya seperti sanggar Baras Banyu yang membawakan Tari Panyambutan dalam acara persetujuan MOU pembangunan jalan alternatif hasil kerjasama pemerintah Kabupaten Landak dan kontraktor Malaysia, tanggal 12 April 2006 di Kalimantan Barat. Selebihnya upacara yang menjadi kesatuan dengan penampilan musik dan tari nampaknya selalu digunakan untuk memulai sesuatu pekerjaan besar dari beberapa lembaga sosial pemerintah maupun swasta untuk memohon ijin kepada Jubata atau mengesahkan sesuatu yang akan dikerjakan. Oleh karena itu musik dayak Kanayatn terkadang merupakan tanda sahnya sesuatu pekerjaan.

d. Fungsi Penopang Integrasi Kelompok Sosial
Musik dayak Kanayatn dapat berfungsi sebagai pengikat solidaritas kelompok, terutama untuk orang-orang yang tergabung dalam kelompok kesenian. Seringnya bertemu pada jadwal latihan atau pementasan membuat terjalinnya hubungan kekeluargaan dan merasa saling membutuhkan antar anggota kelompok. Selain anggota kelompok, terdapat pula orang-orang yang berkumpul saat latihan berlangsung. Mereka datang dengan tujuan mengisi waktu luang atau hanya sekedar mendengarkan keindahan musik tersebut (menghibur diri). Melalui kegiatan itu akan tercipta sebuah kedekatan emosional yang akhirnya mengarah kepada terciptanya rasa keakraban sebagai wujud integrasi kelompok sosial suatu masyarakat.

e. Sebagai Media Propaganda
Seni pertunjukan adalah salah satu sarana yang cukup ampuh untuk mendidik mental dan moral masyarakat, karena dalam seni tradisi segala potensi karakteristiknya dinilai mampu berfungsi sebagai media penyampaian ide atau pesan yang sangat efektif, misalnya seperti beberapa kelompok kesenian tradisi yang terkait dengan pihak sponsor.

Pihak sponsor biasanya datang dari seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi di pemerintahan, orang kaya, dan pihak perusahaan untuk mempromosikan usaha atau produk mereka, dapat pula datang dari salah satu partai politik. Melalui kesenian mereka mempropagandakan kepentingan mereka. Hal semacam ini terjadi pada beberapa kelompok kesenian Jonggan, dimana kelompok kesenian tersebut tidak jarang membawa pesan-pesan politik maupun pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat umum agar menangkap pesan yang disampaikan, atau setidaknya kesenian tersebut pernah digunakan beberapa partai politik sebagai sarana propaganda kelompok tersebut.

Kasus yang sama terjadi pula pada penyebaran agama, dimana seni tradisi sekarang banyak dibawa ke dalam gereja untuk mengiringi koor dengan nuansa etnis setempat. Sebagai contoh seperti yang terjadi pada perayaan Paskah bulan April di Gereja desa Ayo Gunalekng, Senakin, Kecamatan Sengah Temila. Masuknya musik ke dalam Gereja dapat menciptakan suasana baru bagi masyarakat, sehingga terdapat rasa kesesuaian antara musik dan propaganda agama. Selain itu cara ini dianggap cukup efektif dan cukup berhasil, karena metode pendekatan yang digunakan cocok dengan budaya masyarakat setempat.

f. Sebagai Identitas Budaya Lokal
Kehadiran musik dayak Kanayatn dapat menjadi sebuah identitas budaya lokal, karena tumbuh dan berkembangnya suatu kesenian tidak terlepas dari peran masyarakat pemiliknya. Perkembangan itu sejalan dengan perkembangan intelektualitas dan kreativitas masyarakat yang akhirnya akan membuahkan ciri khas tersendiri sesuai budaya yang melingkupinya. Seperti dikatakan Umar Kayam bahwa:
“Nilai-nilai tradisional yang tumbuh dalam seni pertunjukan di wilayah Asia Tenggara umumnya merupakan bagian kebudayaan masyarakat, dengan demikian mengandung sifat-sifat yang khas dari masyarakatnya pula. Secara umum dicirikan oleh (1) nilai-nilai estetik yang memiliki jangkauan yang terbatas pada lingkungan kultur yang menunjangnya; (2) nilai-estetis yang berkembang dari suatu kultur yang berkembang sangat perlahan, karena dinamika masyarakatnya memang demikian; (3) nilai-nilai estetik yang merupakan bagian dari satu kosmos kehidupan yang bulat dan tidak terbagi-bagi dalam pengkotakan-pengkotakan (kerakyatan dan keraton); (4) nilai-nilai estetik yang bukan hasil kreatifitas individu, tetapi tercipta secara anonim bersama dengan sifat kolektifitas masyarakat yang menunjangnya” (Umar Kayam:  2002, hal. 52). Meskipun ada seni tradisi yang tercipta secara individu, namun ia biasanya diakui sebagai karya kolektif dan selalu mengalami perkembangan secara kolektif pula.
g. Sebagai Saran Pendidikan Informal
Musik Dayak Kanayatn banyak mengandung unsur-unsur budaya lokal dan nilai luhur masyarakat menyangkut kehidupan seperti kebaikan dan kebenaran. Mempelajari seni tradisi berarti memperkaya diri dengan nilai luhur dan dapat menghaluskan budi pekerti sebagai penangkal sifat buruk pada batin manusia. Hal ini karena seluruh kesenian tradisi mengandung nilai luhur dan falsafah hidup yang berpegang pada adat dan kebenaran hakiki yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Kepustakaan
  1. Kuntowijoyo, et.al., Tema Islam dalam Pertunjukan Rakyat Jawa: Kajian Aspek Sosial Keagamaan dan Kesenian (Jakarta: Depdikbud, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1987), p. 25.
  2. R.M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata (Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999), p. 8.
  3. Umar Kayam, “Seni, Tradisi, Masyarakat”, seperti yang dikutip Agus Sachari dalam bukunya Estetika, Makna, Simbol Dan Daya (Bandung: ITB, 2002), p. 52.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar