Skip to main content

follow us

Pada musik Dayak Kanayatn terdapat dua motif berdasar panjang pendek motif tersebut. Pembagian motif ini dinamakan motif besar (Irama Aya) dan motif kecil (Irama Enek). Berikut penjelasannya.

Irama Aya’ (Motif Besar)
Motif aya’ adalah motif besar atau motif dengan bentuk satu bagian utuh. Motif ini terdiri dari dua penggalan anak motif, yaitu anak motif a sebagai anak motif tanya dan anak motif b sebagai anak motif jawab.

Motif aya’ sama dengan bentuk motif satu bagian dalam musik barat. Motif tersebut merupakan bentuk satu kalimat utuh yang terdiri dari dua frase, yaitu frase a sama dengan anak motif a dan frase b yang sama dengan anak motif b. Hal ini terjadi karena masyarakat setempat menganggap tabuhan itu sebagai satu irama utuh, sehingga motif itu disebut motif aya’. Dari persepsi masyarakat tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan motif besar sama dengan bentuk musik satu bagian yang terdiri dari dua frase, hanya saja penamaannya berbeda.



Motif di atas dimulai dengan nada dominan, yaitu nada kedua pada am. Bagian akhir motif ditutup menggunakan sekuen turun untuk mengembalikan tabuhan pada tonika. Sampai bagian ini, motif tabuhan terkesan belum selesai, oleh karena itu kebanyakan penyajiannya menggunakan coda pada akhir kalimat lagu, yaitu dengan membawakan kembali am dan berakhir sampai di situ. Sampai di sini baru dapat dirasakan keutuhan musik tersebut.

Awal motif di atas dimulai dari nada kedua, karena nada pertama diisi dengan bunyi Agukng sebagai ketukan berat. Ia merupakan akhir dari intro, karena dari nada awal sampai nada tersebut tidak dapat dikatakan sebagai tema, lebih tepat dikatakan pengulangan harafiah dari penggalan anak motif bagian akhir, yaitu ketukan kedua birama 7 sampai nada pertama birama 8.

motif besar irama musik dayak kanayatn

Irama Enek (Motif Kecil)
Irama enek adalah motif-motif tabuhan yang terdiri dari satu atau dua birama tanpa potongan anak motif. Motif ini merupakan jalinan nada-nada yang membentuk kesatuan pola tabuhan. Beberapa motif tabuhan dayak Kanayatn hanya mengisi penuh 1 ruang birama. Motif seperti ini dapat dikatakan sebagai bentuk menyimpang dari bentuk normal, karena secara normal suatu motif harus memenuhi dua ruang birama.20.

motif kecil musik dayak kanayatn

Motif ini hanya mengisi penuh satu ruang birama, yaitu pada birama 2. Birama pertama bukan birama gantung. Birama tersebut dianggap sebagai intro oleh masyarakat setempat, karena nada pada birama tersebut hanya berfungsi untuk memberi tanda masuknya permainan instrumen secara bersamaan, sehingga tidak tepat kalau birama tersebut dianggap sebagai birama gantung. Bentuk motif ini sangat berbeda dengan bentuk motif pada musik barat yang kebanyakan mengisi penuh dua ruang birama, tetapi motif tersebut dapat direpetisi atau dikembangkan menjadi beberapa birama menyesuaikan dengan lagu yang diiringi. oleh karena itu irama musik dayak Kanayatn tergolong musik yang sangat fleksibel, atau dapat dipakai dalam beberapa bentuk kesenian, terutama sebagai iringan vokal.

You Might Also Like:

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar